Inilah Dua Rakaat di Waktu Pagi yang Bisa Mendobrak Pintu Rezeki

Admin November 21, 2017
loading...
UKHUWAH IMAN - Rezeki merupakan perkara yang pasti karena hal tersebut sudah pasti dijamin oleh Allah Ta’alaa. Namun, seringkali kita dihadapkan pada kondisi dimana rezeki yang diharapkan, dalam hal ini uang, begitu susah didapatkan atau bahkan dicari.



Tapi, tahukah Anda? Islam mengajarkan, agar kita berusaha mengejar kebahagiaan akhirat sebanyak-banyaknya, melebihi usaha kita dalam mengejar dunia.
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا
Carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi. (QS. Al-Qashas: 77)
Tetapi, meskipun begitu, coba Anda perhatikan, Allah mengajak kita untuk menjadikan dunia ini kesempatan mencari kebahagiaan bagi akhirat, sebisa yang kita lakukan. Akan tetapi, jangan 100%. Jangan lupakan bagian dari kehidupan dunia.
Maka, berikut ini penjelasan dari Ustadz Ammi Nur Baits perihal dua rakaat di pagi hari yang bisa menjadi kunci pendobrak pintu rezeki.
Setiap muslim, pasti dia melakukan aktivitas dunia dan aktivitas akhirat. Berdasarkan ayat di atas, seharusnya aktivitas akhirat, lebih banyak dari pada aktivitas dunia. Dengan kata lain, orientasi akhirat, lebih dominan dari pada orientasi dunia.
Namun sangat disayangkan, di zaman ini, prinsip yang diajarkan pada ayat di atas dibalik. Orientasi dunia, jauh lebih dominan dari pada orientasi akhirat. Bahkan sampai amal ibadah yang seharusnya dilakukan untuk akhirat, turut dikorbankan untuk mendapatkan dunia.
Lebih dari itu, ada satu ayat yang selayaknya perlu kita ingat ketika kita sedang beramal. Yaitu firman Allah,
مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ . أُولَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Siapa yang menginginkan kehidupan dunia dan perhiasannya maka akan Kami berikan imbalan amal mereka di dunia dan tidak dikurangi. Mereka itulah orang-orang yang hanya akan mendapatkan neraka di akhirat dan terhapuslah segala yang telah mereka lakukan dan batal perbuatan yang telah mereka lakukan.” (QS. Hud: 15 – 16).
Untuk itu, murnikan niat amal kita untuk mendapat ridha Allah, dan bukan tendensi dunia. Agar amal kita menjadi amal yang ikhlas.
Ada satu hadis, yang mungkin karena hadis ini masyarakat mengkaitkan shalat dhuha dengan pintu rezeki. Hadis dari Uqbah bin Amir al-Juhani radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ‎shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَقُولُ يَا ابْنَ آدَمَ اكْفِنِى أَوَّلَ النَّهَارِ بِأَرْبَعِ رَكَعَاتٍ أَكْفِكَ بِهِنَّ آخِرَ يَوْمِكَ
Sesungguhnya Allah berfirman: “Wahai ‎anak adam, laksanakan untukKu 4 rakaat di awal siang, Aku akan cukupi ‎dirimu dengan shalat itu di akhir harimu.” (HR. Ahmad 17390, dan dishahihkan al-Albani dalam Shahih Targhib wat Tarhib 666 dan Syuaib al-Arnauth).‎
Keterangan:
  1. Ulama berbeda pendapat tentang 4 rakaat di awal siang yang dimaksudkan ‎di hadis ini. Ada yang mengatakan: shalat dhuha, ada yang berpendapat: shalat ‎isyraq, dan ada juga yang mengatakan: shalat qabliyah subuh dan shalat subuh. ‎Sebagaimana keterangan Mula Ali Al-Qori dalam Al-Mirqah (3/980). Dan ‎ditegaskan oleh Ibnu Abdil Bar bahwa para ulama memahami empat rakaat ‎tersebut adalah shalat dhuha (Al-Istidzkar, 2/267)‎
  2. Tentang kalimat ’Aku akan penuhi dirimu’ Imam as-Sindi menjelaskan ada beberapa kemungkinan makna,
  3. Aku cukupi dirimu sehingga terhindar dari kecelakaan dan segala musibah
  4. Aku cukupi dirimu dengan diberikan penjagaan dari dosa dan ampunan terhadap perbuatan dosa yang dilakukan di hari itu.
  5. Aku cukupi dirimu dalam segala hal.
(Ta’liq Musnad Ahmad Syuaib al-Arnauth, 28/613).
Jika kita perhatikan, hadis di atas tidak secara tegas menunjukkan bahwa shalat dhuha membuka kunci pintu rezeki. Hadis ini hanya menjelaskan janji Allah bagi orang yang shalat 4 rakaat di pagi hari, baik shalat subuh, qabliyah subuh atau shalat dhuha, akan dicukupi di akhir hari. Itupun dengan syarat, shalat 4 rakaat di waktu pagi itu dilakukan ikhlas untuk Allah, bukan karena tendensi untuk dunia. Karena Allah berfirman, ”laksanakan untuk-Ku 4 rakaat..” kata untuk-Ku menunjukkan bahwa itu harus dilakukan dengan ikhlas.
Namun jika tendensinya untuk dunia, untuk melancarkan rezeki, berarti shalat ini dikerjakan bukan murni untuk mengharap ridha Allah. Tapi untuk yang lainnya.
Wallahu a’lam bish shawab.
loading...
Previous
Next Post »
0 Komentar