Keutamaan Perbuatan Sederhana ini Mampu Melapangkan Rezeki dan Memperpanjang Umur

Admin November 22, 2017
loading...
UKHUWAH IMAN - Allah Subhanahu wata’ala telah memberikan kesempatan bagi setiap makhluknya untuk meraih keutamaan sebanyak-banyaknya, untuk terus berlomba dalam kebaikan (Fastabiqul khairat). Allah telah menyiapkan berbagai jalan kebaikan, tergantung bagaimana makhluknya mau berusaha untuk menggapainya. Pada umumnya, keutamaan yang banyak diharapkan oleh sebagian besar manusia yaitu perihal umur yang panjang serta dalam kondisi yang berkecukupan. Lantas perbuatan apa yang mampu memberikan keutamaan melapangkan rezeki dan memperpanjang umur? Selengkapnya simak ulasan berikut.




Silaturahmi merupakan salah satu perbuatan sederhana yang dinyatakan dalam dalil mampu memperpanjang umur serta melapangkan rezeki. Meskipun terkadang menjalin silaturahmi kepada beberapa orang terkesan sulit, entah karena alasan kesibukan atau lainnya, namun sungguh menyempatkan silaturahmi dan menyambung silaturahmi memiliki banyak keutamaan.
  • Keutamaan Silaturahmi
Dalam suatu hadits Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda :
 “Barang siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi”. (Muttafaqun ‘alaihi)
Dalam hadits lain juga disebutkan, Ibnu ‘Umar Radhiyallahu ‘anhuma berkata:
Siapa yang bertakwa kepada Rabb-nya dan menyambung silaturrahmi niscaya umurnya akan diperpanjang dan hartanya akan diperbanyak serta keluarganya akan mencintainya.” (Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Adabul Mufrod No. 58, hasan)
Dalam suatu ayat, Allah Subhanahu wata’ala berfirman:
Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya, demikian (pula) kepada fakir miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan. Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang mencari keridhaan Allah; dan mereka itulah orang-orang beruntung” (QS. Ar Rum: 38).
Disebutkan pula terkait silaturahmi dalam Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim, dari Abu Ayyub al-Anshari:
 “Bahwasanya ada seseorang berkata kepada Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam: “Wahai Rasulullah, beritahukan kepadaku tentang sesuatu yang bisa memasukkan aku ke dalam surga dan menjauhkanku dari neraka,” maka Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Sungguh dia telah diberi taufik,” atau “Sungguh telah diberi hidayah, apa tadi yang engkau katakan?” Lalu orang itupun mengulangi perkataannya. Setelah itu Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Engkau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu pun, menegakkan shalat, membayar zakat, dan engkau menyambung silaturahmi”. Setelah orang itu pergi, Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Jika dia melaksanakan apa yang aku perintahkan tadi, pastilah dia masuk surga”.
Anjuran tentang silaturahmi juga duterangkan dari Abu Ayyub Al Anshori, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam pernah ditanya tentang amalan yang dapat memasukkan ke dalam surga, lalu beliau menjawab bahwasanya:
Sembahlah Allah, janganlah berbuat syirik pada-Nya, dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan jalinlah tali silaturahmi (dengan orang tua dan kerabat).” (HR. Bukhari No. 5983)
Hadits lainnya yaitu dari Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
Wahai manusia, tebarkanlah salam, berikanlah makan, sambunglah silaturahim, shalatlah pada malam hari ketika orang-orang sedang tidur, kalian akan masuk surga dengan selamat” (HR. Ibnu Majah, At Tirmidzi, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibni Majah).
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
 “Orang yang menyambung silaturahmi itu, bukanlah yang menyambung hubungan yang sudah terjalin, akan tetapi orang yang menyambung silaturahmi ialah orang yang menjalin kembali hubungan kekerabatan yang sudah terputus”. (Muttafaqun ‘alaihi)
  • Ancaman Bagi yang Memutus Silaturahmi
Dalam suatu ayat Allah Subhanahu wata’ala berfirman:
“Orang-orang yang merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan mengadakan kerusakan di bumi, orang-orang itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk (Jahannam)”. (QS.Ar-Ra’d:25)
Dalam hadits telah disebutkan akibat dari putusnya tali silaturahmi, dari Jubair bin Mut’im bahwasanya Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
“Tidaklah masuk surga orang yang suka memutus, (memutus tali silaturahmi)”. (Mutafaqun ‘alaihi)
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
Tidak masuk surga orang yang memutus silaturahmi” (HR. Bukhari – Muslim).
Dan juga terdapat akibat lain dari terputusnya tali silaturahmi, suatu hadits menjelaskan bahwasanya:
Tidak ada dosa yang lebih pantas untuk disegerakan balasannya bagi para pelakunya (di dunia ini) -berikut dosa yang disimpan untuknya (di akhirat)- daripada perbuatan melampaui batas (kezhaliman) dan memutus silaturahmi (dengan orang tua dan kerabat)” (HR. Abu Daud No. 4902, Tirmidzi No. 2511, dan Ibnu Majah No. 4211, shahih)
Abdurrahman ibnu ‘Auf berkata bahwa dia mendengar Rasulullah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
Allah ’azza wa jalla berfirman: Aku adalah Ar Rahman. Aku menciptakan rahim dan Aku mengambilnya dari nama-Ku. Siapa yang menyambungnya, niscaya Aku akan menjaga haknya. Dan siapa yang memutusnya, niscaya Aku akan memutus dirinya.” (HR. Ahmad 1/194, shahih lighoirihi).
Menjalin silaturahmi dapat memperbanyak relasi, koneksi, serta keutamaan duniawi dan ukhrawi. Memutusnya hanya akan menimbulkan penyesalan diri, yang berujung pada hilangnya banyak fadhilah dari silaturahmi itu sendiri. Dan semoga selalu menjadi insan yang mau muhasabah diri, sehingga silaturahmi selalu terikat sampai nanti.
Wallahu A’lam Bisshawab
loading...
Previous
Next Post »
0 Komentar